Tujuan Pembelajaran, Peran Media Pembelajaran, Dampak dari Pemanfaatan Media Pendidikan dan Solusi untuk Mengatasi Dampak dari Pemanfaatan Media Pembelajaran
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan hal penting
dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran merupakan arah yang
ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual,
dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Penyusunan tujuan pembelajaran
sangat penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Nantinya hal ini akan
menjadi landasan dalam menentukan jenis materi pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumbangan terbesar dari
aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran berpendapat bahwa pembelajaran
hendaknya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama
kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Yang selanjutnya diikuti
oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang
berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970
hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh
lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Mochamad
saeffulloh, terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.
Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku
yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan
tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981)
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984)
bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai
sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa
tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Meski para ahli memberikan rumusan
tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya merujuk pada makna yang sama,
bahwa :
a. Tujuan
pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran;
b. Tujuan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Menurut Kemp
dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam
bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan
pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis.
2. Manfaat
Tujuan Pembelajaran
Dalam
Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat
bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar)
untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Merumuskan
tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun
siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari
tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan
perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
b. Memudahkan guru memilih dan
menyusun bahan ajar;
c. Membantu memudahkan guru
menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
d. Memudahkan guru mengadakan
penilaian.
3. Rumusan
Tujuan Pembelajaran
Seiring dengan perkembangan teori
dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi perkembangan dalam
perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)
mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya
dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik
atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan
pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan
melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered).
Namun seiring dengan perkembangan teori dan cara pandang dalam pembelajaran,
tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan,
selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal
dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi.
Dalam praktik pendidikan di
Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa lebih mengemuka
sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)
menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan
pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan
apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
W. James Popham dan Eva L. Baker
(2005) menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih
tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Preferensi
nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa
yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara
membelajarkannya; dan
b. Analisis
taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di
atas. Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan
dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan,
apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif
ataukah psikomotor.
Rumusan
tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan baru apa yang seharusnya dikuasai siswa
pada akhir pelajaran. Rumusan tujuan bukan merupakan pernyataan tentang apa
yang direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi tentang apa
yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.
4. Format
ABCD Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience
peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan
itu kemudian mencantumkan Behavior atau kemampuan yang harus
didemonstrasikan dan Conditions seperti apa
perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu
mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur,
yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
a. Audience
1) Premis
utama pengajaran sistematik adalah fokus pada apa yang dilakukan siswa, bukan
apa yang dilakukan guru.
2) Pembelajaran
paling mungkin terjadi bila siswa aktif, baik secara mental memproses ide-ide
atau secara fisik berlatih keterampilan.
3) Karena
tercapainya tujuan bergantung kepada apa yang dilakukan siswa, maka tujuan
pembelajaran mulai dengan menyatakan kemampuan siapa yang akan berubah.
b. Behavior
1) Inti
tujuan pembelajaran adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang
akan dimiliki audience setelah pengajaran.
2) Kata
kerja dapat paling jelas mengarahkan perhatian guru jika kata kerja itu
dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati.
3) Kata
kerja yang kabur seperti mengetahui, memahami dan mengapresiasi tidak
mengomunikasikan tujuan guru dengan jelas.
4) Kata-kata
yang lebih baik menyatakan kinerja yang dapat diamati meliputi mendefinisikan,
mengkategorikan, dan mendemonstrasikan.
5) Behavior
atau kinerja yang dinyatakan dalam tujuan seharusnya mencerminkan kemampuan
dunia-nyata yang dibutuhkan oleh siswa, bukan kemampuan artifisial atau tidak
nyata/buatan semata-mata untuk berhasil dalam tes.
c. Condition
1) Pernyataan
tujuan seharusnya memasukkan kondisi-kondisi saat siswa melakukan kinerja yang
dievaluasi.
2) Jika
tujuan dari pelajaran tertentu adalah agar siswa dapat mengidentifikasi sesuatu,
maka sebuah tujuan dapat dinyatakan, “Diberikan sejumlah transparansi
berwarna, siswa dapat mengidentifikasi burung-burung itu.” Atau contoh
lain, “Tanpa membuka buku, siswa dapat menyebutkan Hukum Ohm.”
d. Degree
1) Persyaratan
terakhir tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan baik adalah rumusan itu
menunjukkan standar, atau kriteria, yaitu kriteria yang digunakan
untuk menilai kinerja siswa. Misalnya tingkat kecermatan atau ketuntasan
seperti apa saja yang harus diperagakan siswa.
2) Apakah kriteria itu dinyatakan dalam istilah
kualitatif atau kuantitatif, kriteria itu seharusnya didasarkan pada
persyaratan dunia nyata. Misalnya, “Siswa dapat merencanakan eksperimen
untuk menguji sebuah hipotesis sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.”
B. PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN
Merujuk
pada penulisan Nurhibah, media pembelajaran secara umum adalah alat bantu
proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Menurut
Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,
maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi
pesan, orang, dan peralatan. Seorang guru harus dapat memilih salah satu media
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan atau
pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Dengan
demikian dapat penulis simpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu berupa
alat atau bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk
menyampaikan pesan edukatif, membantu mempermudah proses belajar mengajar, dan
dapat menarik perhatian siswa serta dapat menciptakan interaksi edukasi yang
tepat dan berdaya guna.
Terdapat beberapa peran media pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi. Media
pembelajaran seperti buku teks, video, audio, dan presentasi multimedia mampu menyediakan
informasi yang lengkap dan terstruktur kepada peserta didik. Melalui media
pembelajaran, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang
materi pelajaran dengan lebih mudah.
2. Meningkatkan motivasi dan minat
belajar. Media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan
motivasi dan minat belajar peserta didik. Peserta didik akan cenderung lebih
antusias dan enggan untuk belajar jika menggunakan media yang menarik, seperti
animasi, permainan edukatif, atau presentasi visual yang menarik.
3. Memudahkan pemahaman konsep. Media
pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang
kompleks dengan lebih baik. Misalnya, dengan menggunakan diagram, grafik, atau
simulasi, peserta didik dapat memvisualisasikan dan menguasai konsep-konsep
yang sulit.
4. Meningkatkan keterlibatan dan
partisipasi aktif. Media pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Peserta didik dapat
berpartisipasi dalam eksperimen, diskusi kelompok, atau permainan interaktif yang
melibatkan penggunaan media pembelajaran.
5. Mengembangkan keterampilan
berpikir kritis. Melalui media pembelajaran, peserta didik dapat dikembangkan
kemampuan berpikir kritis mereka. Misalnya, melalui kegiatan menganalisis,
mengevaluasi, dan memecahkan masalah menggunakan keterampilan berpikir kritis.
6. Meningkatkan retensi informasi. Media
pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan retensi informasi
pada peserta didik. Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan media visual,
audio, dan multimedia dapat membantu peserta didik untuk mengingat dan memahami
informasi dengan lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional.
7. Evaluasi dan umpan balik. Media
pembelajaran dapat digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik dan
memberikan umpan balik melalui aktivitas tanya jawab atau aktivitas evaluasi
lainnya.
Pemilihan
media pembelajaran yang sesuai dan efektif sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Media yang tepat harus sesuai dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran, karakter peserta didik, dan materi yang diajarkan.
C. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI
PEMANFAATAN MEDIA PENDIDIKAN
Pemanfaatan
media pembelajaran dalam pendidikan tentunya memiliki dampak positif dan
negatif yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa dampak positif dan negative
dari pemanfaatan media Pendidikan, yaitu sebagai berikut :
1. Dampak Positif
a. Meningkatkan partisipasi peserta
didik. Penggunaan media pendidikan seperti video, audio, gambar animasi, dan
bahan-bahan interaktif lainnya mampu menarik minat siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan
aktif siswa dalam mencerna materi pembelajaran dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi
siswa, umpan balik dan penguatan.
b. Penyampaian pelajaran tidak kaku. Kegiatan
pembelajaran tidak monoton dan membosankan dengan lama waktu pembelajaran yang
diperlukan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu
singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang
cukup banyak dan memungkinkan dapat diserap oleh siswa lebih besar.
c. Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan bila perpaduan kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat
mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi
dengan baik, spesifik dan jelas.
d. Pembelajaran bersifat fleksibel dapat
diberikan kapan dan dimana saja jika diinginkan atau diperlukan, terutama jika
media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
2. Dampak Negatif
a. Kurangnya interaksi sosial
langsung: Pemanfaatan media pendidikan dapat mengurangi interaksi sosial
langsung antara siswa dan guru. Ini dapat menghambat perkembangan keterampilan
sosial dan kemampuan komunikasi interpersonal yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih jika media pendidikan yang digunakan berbasis digital, hal tersebut
memungkinkan mereka akan lebih fokus pada interaksi dengan teknologi daripada
interaksi sosial dan lingkungan fisik di sekitar mereka.
b. Ketergantungan pada teknologi: Jika
pemanfaatan media pendidikan tidak diseimbangkan dengan penggunaan metode
pembelajaran tradisional, siswa dapat menjadi terlalu bergantung pada
teknologi. Mereka mungkin kehilangan keterampilan kritis dan kreativitas yang
diperlukan untuk belajar tanpa mengandalkan teknologi.
Selanjutnya dampak negative media
pembelajaran jika dilihat berdasarkan jenis media pembelajaran itu sendiri,
yaitu sebagai berikut :
a. Media Visual
Tidak adanya audio terkadang
membuat pembelajaran yang disampaikan dengan media ini kurang mendetail.
b. Media Audio
1) Media ini hanya akan mampu
melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir
abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan pembendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat
sedangkan kemampuan peserta didik berbeda-beda sehingga terdapat peserta didik
yang mengalami kesulitan saat mengolah dan mengingat informasi berupa audio.
2) Penampilan melalui ungkapan
perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan
perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa
maka akan terjadi kesalahpahaman.
c. Media Audio-Visual
Tayangan video yang terlalu cepat
dan gambar yang kurang tajam membuat mata cepat lelah. Penggunaan media audio-visual
yang tidak disertai pengaturan waktu tentunya akan berakibat kegiatan belajar
mengajar tidak optimal karena banyak waktu yang terbuang.
D. SOLUSI UNTUK MENCEGAH DAMPAK
NEGATIF DARI PEMANFAATAN MEDIA PENDIDIKAN
Untuk mengatasi berbagai dampak negatif dari pemanfaatan media pembelajaran, ada beberapa solusi yang dapat diimplementasikan, yaitu sebagai berikut :
Penyediaan akses yang merata. Pemerintah harus berusaha untuk menyediakan akses ke teknologi dan media pembelajaran yang merata. Hal-hal seperti program bantuan akses internet atau perangkat yang terjangkau dapat membantu mengatasi kesenjangan aksesibilitas.
- Pengawasan dan dukungan. Penting untuk melakukan pengawasan dan dukungan yang baik kepada peserta didik. Orangtua, guru, atau pendidik perlu memantau dan memberikan bimbingan terhadap aktivitas pembelajaran terutama yang berbasis media pembelajaran online
- Pengembangan konten berkualitas dan literasi media. Hal ini dapat mencakup pengelolaan konten, pelatihan kompetensi guru, atau kolaborasi dengan pihak lain yang ahli dalam pembuatan konten pendidikan. Penting bagi guru dan siswa untuk memahami cara menggunakan media dengan bijak. Dengan berkolaborasi, sekolah dapat memperoleh sumber daya dan dukungan yang lebih baik dalam menghadapi dampak negatif media pembelajaran. Melalui pelatihan dan pendidikan tentang literasi media, siswa dapat belajar mengenali berita palsu, memahami sumber informasi, dan memilah-milah informasi yang relevan dengan topik pembelajaran.
- Keseimbangan antara pembelajaran online dan offline. Harus dipastikan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas pada dunia online, tetapi juga harus mencakup interaksi sosial dan pembelajaran offline yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Pendidikan digital. Pendidikan digital ini dapat menjadi bagian dari kurikulum yang dapat mengajarkan keterampilan digital yang diperlukan dan pemahaman etika online. Kegiatan ini dapat membantu peserta didik dalam menghadapi masalah seperti keamanan data dan perilaku online yang tepat.
- Penilaian yang beragam dan teratur. Pendidik dapat menggunakan berbagai alat penilaian yang sesuai untuk media pembelajaran, seperti ujian online, penilaian berbasis proyek, atau portofolio, yang dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Selain itu, pendidik juga perlu melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran yang digunakan. Evaluasi ini dapat meliputi penilaian terhadap kualitas konten, tingkat interaktif, dan relevansi dengan materi pembelajaran.
Miftah, M. 2013. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Jakarta : BPMP Kemdikbud.
https://www.komunitasbelajar.id/2015/12/peranan-media-dalam-pembelajaran.html?m=1
http://biosaefful.blogspot.com/2013/05/definisi-manfaat-dan-tujuan-pembelajaran.html?m=1
https://www.liputan6.com/hot/read/4376551/tujuan-pembelajaran-manfaat-dan-klasifikasinya-yang-perlu-diketahui?page=3
https://id.scribd.com/document/325768259/Dampak-Penggunaan-Media-Pembelajaran
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar